Salah cetak? Terbalik? Bukankah biasanya : “Manusia berencana, Tuhan menentukan”. Tenang saja, kesalahan bukan pada penerbit ataupun mata anda.
Atas rencana siapakah kita semua hadir di dunia ini? Sejak awal, bahkan dikatakan sejak kita belum lahir, Sang Pencipta sudah merencanakan sebuah rancangan yang indah bagi kita.
Menariknya, meskipun sudah direncanakan sejak awal oleh Tuhan, manusia adalah satu-satunya makhluk ciptaan yang diberikan akal budi dan kebebasan kehendak (Free Will) untuk menentukan jalan hidupnya di dunia ini.
Dengan intelegensia nya, manusia membuat pilihan-pilihan yang diyakini terbaik baginya. Mulai dari memilih pakaian, potongan rambut, sekolah, pekerjaan, pasangan hidup, menikah, bercerai, punya anak, bahkan banyak juga yang memilih jenis kelamin anaknya melalui berbagai teknologi canggih.
Pada hakikatnya hidup adalah serangkaian pilihan. Ada pepatah bahasa Inggris: “Between B and D, there is C”, antara huruf B (Born/ lahir) dan huruf D (Death/ meninggal), terdapat huruf C (Choices / pilihan).
Disadari atau tidak, setiap pilihan memiliki konsekuensi. Dan banyak di antaranya akan memiliki konsekuensi keuangan yang cukup besar, alias: perlu uang banyak. Beberapa contoh di antaranya adalah pemilihan pendidikan anak, gaya hidup, tempat tinggal, karia atau usaha, pengelolaan dana, tujuan wisata, gaya hidup pensiun dan pilihan lainnya.
Hanya 2 hal yang tidak dapat kita pilih, yaitu siapa orang tua kita dan berapa lama waktu yang kita miliki di dunia ini. Survei mengatakan, 100% manusia pasti meninggal. Tentu saja! Tidak perlu ahli statistik atau badan survei bersertifikat untuk mengeluarkan pernyataan ini. Yang tidak dapat dipilih adalah kapan dan bagaimana caranya kita check out dari dunia.
Ketika tiba saat kita berpulang ke Sang Pencipta, haruskah semua impian keluarga menguap juga? Kabar buruknya, ketika kita meninggal, biaya dan kewajiban tidak turut meninggal. Bayangkan berapa banyak beban yang akan harus ditanggung keluarga ketika kita mengalami untimely death (istilah keren dari ‘meninggal muda’)!
Kabar baiknya, meskipun kita tidak dapat mengikat kontrak dengan Tuhan atas waktu yang diberikan di dunia ini, ada sebuah pilihan bijak yang dapat menjamin impian kita. Kontrak ini bernama polis asuransi.
Polis asuransi adalah sebuah kontrak antara uang dan waktu. Jika kita memiliki waktu, kita dapat mengumpulkan uang untuk mewujudkan impian kita. Hebatnya, ketika kita tidak memiliki waktu sekalipun, impian tetap terwujud karena ada uang yang disediakan oleh pihak penanggung, yaitu perusahaan asuransi yang mengikat kontrak dengan kita.
Nah, Tuhan telah merencanakan takdir (fate), namun manusia tetap menentukan nasibnya (destiny) denganfreewill-nya. Mari kita pilih dengan bijaksana, jalan hidup yang indah seturut dengan rencana Sang Pencipta.
Artikel by: Mariana Sofia, SE, MCom (IS), RFP
4-year MDRT member
コメント