Bagaimana cara agar seorang agen meraih MDRT, COT atau TOT? Salah satu cara mencapai MDRT, COT atau TOT adalah dengan menjual Big Case. Target untuk meraih MDRT adalah premi sebanyak Rp 542.572.600. Sedangkan untuk meraih COT diperlukan 3 kali lipat target MDRT dan untuk meraih TOT diperlukan 6x lipat target MDRT. Jadi jika kita hanya bermain dengan premi kecil, banyak sekali jumlah case yang harus dikumpulkan untuk meraih MDRT, COT atau TOT.
Bisakah seorang agen untuk memiliki big case? Setiap agen sebenarnya mempunyai potensi yang besar dalam diri nya, namun yang seringkali terjadi adalah agen memiliki ketakutan dalam pikirannya yang bisa menghambat untuk menghasilkan big case. Ada dua ketakutan utama agen dalam meraih big case. Yang pertama adalah agen takut mengalami penolakan dari calon nasabah karena menawarkan premi yang terlalu besar. Yang kedua adalah calon nasabah yang mengajukan uang pertanggung besar, harus menjalani proses medical underwriting dan financial underwriting yang panjang dan agen memiliki ketakutan jikalau hasil medical calon nasabah kurang bagus dan ditolak oleh perusahaan asuransinya. Dengan ketakutan ini, agen cenderung untuk bermain aman dan tidak berani menawarkan big case. Sebenanrya jika kita mengetahui caranya dan bisa menjelaksn kepada calon nasabah tentang manfaat memiliki asuransi besar, tentu ketakutan itu bisa kita hadapai dan penjualan asuransi akan lebih mudah.
Jika calon nasabah anda adalah orang yang memiliki kemampuan ekonomi menengah ke atas, tentunya mereka sudah mempunyai rumah dan mobil yang sudah diasuransikan. Berapakah nilai asuransi rumah? Tentunya seharga rumah yang sesungguhnya. Demikian pula mobil diasuransikan sesuai dengan nilainya. Namun ada satu hal yang sering terlupakan yaitu kebahagiaan dalam keluarga. Berapakah nilai kebahagiaan dalam keluarga?Tentunya jauh lebih berharga dan tidak ternilai harganya. Dalam kebahagiaan tersebut pasti ada orang yang berperan didalamnya yaitu sang pencari nafkah utama. Bagaimanakah agar kebahagiaan itu tetap ada baik dalam kondisi pencari nafakah tersebut ada bersama mereka mapupun sudah tidak bersama mereka? Caranya adalah dengan memproteksi income dari pencari nafkah utama.
Memang kita tidak bisa langsung menanyakan berapa besar penghasilan calon nasabah, namun kita bisa menanyakan berapa besar pengeluarannya. Uang pertanggungan dapat dihitung dengan cara jumlah pengeluaran bulanan dikalikan dengan faktor. Dengan asumsi bunga bank 6%per tahun, angka faktornya adalah 200.
Sebagai contoh apabila pengeluaran calon nasabah adalah 100juta per bulan, maka diperlukan uang pertanggungan sebesar Rp 20 milyar. Jika terjadi resiko meninggal dunia pada pencari nafkah, maka ahli waris akan menerima warisan sebesar Rp 20 Milyar yang bila dimasukkan ke dalam deposito dengan bunga bank 6% per tahun, maka ahli waris akan menerima bunga sebesar Rp 1,2 milyar per tahun atau Rp 100 juta per bulan untuk menopang biaya hidupnya.
Andaikan kita memiliki calon nasabah yang memiliki life style yang sama. Calon nasabah A mengambil UP sebesar Rp 500juta agar proses mudah dan tidak perlu medical. Bandingkan dengan calon nasabah B yang mengambil UP sebesar Rp 20 milyar dan melalui proses yang panjang dan mengikuti persyaratan yang ada. Pada saat terjadi klaim meninggal, keluarga dari nasabah A akan menerima santunan yang hanya bisa dipergunakan untuk sesaat saja. tetapi dari keluarga dari nasabah B akan menerima santunan yang bisa dipergunakan untuk kelangsungan kehidupannya dalam jangka panjang. Mungkin akan ada kehidupan kedua yang jauh lebih baik dari kehidupan sebelumnya. Berilah perlindungan yang terbaik untuk keluarga nasabah kita dan keluarga tercinta kita.
Ditulis oleh: Ir. Anda Sriani 7-year MDRT member dengan 2x COT
Comments