top of page
Writer's picturemdrtindonesia1

Beradaptasi dengan Pandemi

Tidak terasa pandemi ini sudah berjalan setahun lebih di dunia dan di negara kita sendiri sudah akan berulang tahun yang pertama, namun kelihatannya kondisi ini diperkirakan masih akan bertahan selama 1 – 2 tahun ke depan untuk benar-benar bisa pulih kembali. Vaksin yang digadang-gadang akan menjadi penyelamat tidak segampang diucapkan. Pro dan kontra tentang vaksin turut andil membuat krisis ini lebih lama lagi. Pandemi mengajarkan banyak hal kepada kita tentang segala hal : dampak ekonomi, sosial budaya, industri keuangan, dunia kesehatan, perhotelan, dan masih banyak lagi.

Ada yang berdampak negatif seperti harus melakukan pengurangan karyawan, pemotongan gaji, penutupan beberapa cabang bisnis, penundaan ekspansi usaha cabang, penyesuaian rancangan kerja tahunan, akan tetapi ada juga dampak positifnya, yang menjadikan perusahaan rintisan baru untuk bisa meraih margin luar biasa, seperti usaha online alat kesehatan, online suplemen dan vitamin, online makanan, usaha produksi bahan sanitasi, dan semua bisnis yang berbasis online.

Bahkan banyak usaha baru yang muncul yang awalnya tidak pernah terlintas di pikiran orang awam, sekarang bisa menjadi pilihan utama seperti : jasa desain interior khusus yamg memiliki Standar Operating Procedure Pandemi, sirkulasi udara outdoor, jasa sanitasi ruangan dan barang pribadi, dan masih banyak industri rumahan yang membuat produk yang berguna di masa pandemik seperti : masker kain dan tempat pelindung masker. Tentu saja semua ini berkah di tengah krisis bagi mereka yang bisa melihat sisi positifnya.

Kita berada di badai yang sama dengan perahu yang berbeda. Kita tidak pernah tahu sampai kapan badai ini akan berlangsung. Kita tidak bisa mengontrol badai, tetapi setidaknya kita bisa fokus kepada apa yang bisa kita kontrol, misalnya mengkondisikan jenis perahu apa yang akan kita pakai selama badai berlangsung. Aksesoris apa yang perlu ditambah untuk mengurangi resiko terkena badai. Tentu setiap pilihan ada plus minusnya, sebagai seorang penasehat, kita dituntut untuk lebih fleksibel memberikan nasehat keuangan kepada nasabah kita.

Bagaimana dengan industri keuangan kita ? Apakah pandemi ini membuat kita lebih baik atau malah sebaliknya ? Saya pribadi mempunyai pendapat yang berbeda, saya cenderung melihat pandemi ini sebagai kawan dan bukan lawan, setidaknya ada beberapa alasan saya bisa berpendapat demikian, diantaranya :

  1. Pandemi mengajarkan kita bahwa badai itu sungguh nyata dan bisa datang kapan saja dan berapa lama durasi itu juga tidak ada yang pasti. Dengan demikian, kita harus bisa mengatur respon kita terhadap badai ini sefleksibel mungkin, karena resiko kehidupan bukan hanya berbicara soal resiko sakit, kecelakaan, cacat, dan meninggal. Akan tetapi ada 1 resiko lagi yang dapat kita sadari yaitu resiko keuangan yang bisa tergoncang dalam waktu yang sangat singkat dan tidak terduga. Resiko keuangan ini mengubah strategi perencanaan keuangan menjadi lebih luas lagi melihat resiko yang mungkin terjadi. Badai besar tetap bisa kita hadapi dengan lebih siap jikalau memiliki nasehat keuangan yang lebih tepat lagi sedini mungkin.

  2. Pandemi mengajarkan saya bahwa kantor fisik tidaklah merupakan satu keharusan lagi, karena selama pandemik, saya bisa melakukan setiap pertemuan online dari rumah saya dan hasilnya lebih efisien lagi. Saya tidak perlu mengeluarkan dana lebih untuk sewa atau beli bangunan kantor, dan dana ini bisa saya alihkan ke tempat lain seperti untuk sewa office space (bila perlu saja), bisa harian, mingguan, sangat fleksibel, seminar pengembangan diri, seminar spesialisasi perencanaan keuangan, dan beberapa training penggunaan sosial media sebagai alat promosi dan branding diri sebagai penasehat keuangan.

  3. Pandemi ini bagi sebagian orang adalah mimpi buruk, tetapi bagi penasehat keuangan seperti saya adalah kabar baik, momen untuk membuktikan diri bahwa setiap rencana yang kita siapkan untuk nasabah kita, ternyata bisa dibuktikan fungsinya salah satunya pada saat krisis ini. Setiap rencana pengalihan resiko bisa dijalankan dengan baik dengan solusi keuangan / produk asuransi yang benar-benar bisa dirasakan manfaatnya pada saat ini juga

  4. Perencanaan keuangan di masa pandemik berbeda dengan sebelum pandemik dan saya yakin juga akan berbeda lagi setelah pandemik. Sebelum pandemik, formula dana darurat yang kita anjurkan kepada nasabah kita adalah 6x dari pengeluaran rutin per bulan, selama pandemic ini justru saya melipatgandakan dana darurat menjadi 12x dari pengeluaran rutin bulanan. Demikian halnhya juga dengan pergeseran manfaat asuransi, sebelum pandemik cenderung fokus di investasi (penciptaan, pelestarian asset), selama pandemik, nasabah cenderung fokus di benefit kesehatan perawatan di rumah sakit, proteksi income selama sakit, dan asuransi jiwa yang nilainya mereka naikkan lebih tinggi lagi.

  5. Pandemi ini adalah alarm, yang selalu mengingatkan kita sebagai penasehat keuangan untuk terus belajar dan melihat perkembangan dunia dan pasar global apapun kondisinya, karena dari sejarah kita belajar bahwa krisis hampir terjadi setiap 5-10 tahun secara berulang dengan penyebab yang berbeda. Apapun itu, kita sebagai penasehat keuangan dituntut untuk tetap menyiapkan “Perahu” terbaik bagi nasabah kita di segala kondisi kehidupan mereka.

Setiap krisis membawa hikmah bagi kita semua, pandemik ini juga sama. Kita harus bisa melihat pandemik sebagai kawan, kawan yang membawa pembaharuan dan kawan yang mengingatkan kita akan rapuhnya kehidupan. Setiap masalah harus kita lihat seperti jari kelingking kita, dan kita harus punya solusi seperti jari jempol kita. Cara pandang itu penting, karena penasehat keuangan yang baik adalah yang melihat solusi lebih besar dari masalah, dan pastikan setiap solusi ini terkirim dengan baik kepada nasabah kita. Salam MDRT.

Kennedy Sumarlie, MDRT ID . 10039980, 4-year MDRT member

12 views0 comments

Kommentare


bottom of page