Dunia sekarang ini sedang berduka dan mengalami turbulensi, banyak masalah yang datang silih berganti, belum beres satu masalah, datang lagi masalah baru yang membutuhkan penanganan lebih terpadu. Yah, kalau kita fokus terhadap masalah, tentu saja ending-nya tidak akan pernah menjadi positif. Satu prinsip yang selalu saya pedomani adalah pikiran atau mindset yang negative tidak akan pernah menghasilkan sesuatu yang positive.

Sekarang ini 200-an negara sedang “berperang” dengan musuh yang sama, yang tidak kelihatan secara langsung oleh mata kita, virus yang terus menerus menulari dari satu individu ke individu yang lain secara cepat dan massive. Tentu saja, sebagai perencana keuangan di situasi yang serba tidak pasti ini adalah sesuatu yang sangat challenging dan membutuhkan analisa yang lebih terstruktur lagi. Bencana non alam, virus ini telah berhasil menciptakan ketakutan global dan ditetapkan sebagai pandemi oleh Badan Kesehatan Dunia (baca : WHO), dan banyak juga yang menetapkan sebagai force major, artinya tidak pernah diprediksi terjadi, tetapi kenyataannya terjadi dan menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.

Banyak kepala keluarga yang terpaksa mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sepihak dari perusahaan yang sudah tidak mampu bertahan. Dari sudut pandang pengusaha, mereka juga terpaksa menutup usaha mereka sementara daripada ketidakpastian ini menenggelamkan mereka lebih sadis lagi. Tentu saja, sebagai perencana keuangan, kita harus muncul “menemani” klien-klien kita yang terdampak perlambatan ekonomi ini, yang pekerja, yang pengusaha, yang freelance, yang proyek, dan masih banyak lagi. Industri yang banyak terkena dampak diantaranya, tour and travel, hotel, penerbangan, pekerja harian, dan lainnya.

Sebagai Perencana Keuangan atau Agen Asuransi, kita dituntut untuk bisa tetap eksis dan tetap menjadi juara di tengah situasi seperti sekarang ini. Kita harus bisa menunjukkan capability, empati kita, integritas kita secara ikhlas dan peduli kepada klien / nasabah yang sedang menghadapi ketidakpastian ekonomi. Secara finansial, mereka perlu nasehat keuangan yang tepat dikelola di saat seperti ini, dan dari segi resiko kehidupan, mereka diharapkan telah memiliki proteksi yang memadai bilamana kepastian itu terjadi.

Bukankah selama ini, kita para agen asuransi selalu mengingatkan pentingnya ada dana darurat yang minimal 6x dari pengeluaran bulanan kita ? Bukankah kita selalu mengingatkan calon klien tentang pentingnya mengalihkan kerugian financial akibat dari resiko kehidupan kepada orang lain ? (baca : perusahaan asuransi). Inilah saatnya kita agen asuransi diharapkan bisa menjadi “terang” bagi klien kita, bisa tetap menjadi juara, selalu melihat semua yang positive dari keadaan sekarang ini.

Marilah kita berdoa bersama-sama dan lakukan yang terbaik, semoga pandemi ini segera berlalu. Selama masa karantina ini, pastikan kita agen asuransi memiliki skill yang baru, memiliki strategi yang baru, dan pengetahuan yang baru perihal perencanaan keuangan. Jika tidak demikian, berarti selama karantina ini kita belum bisa menggunakan waktu sebaik mungkin. Asa perlu dijaga, Kobaran api juara harus tetap menyala.

Be MDRT !!!

Ditulis oleh:
KENNEDY SUMARLIE,
3-year MDRT member